Menapaki jejak-jejak semu
Mengayun, melangkah, dan tertatih
Tawa, tangis, senyum, dan sedih
Berbaur bak asap mengepul ke udara
Namun, kita sampai pada satu titik
Dimana hati terlepas dari gulana
Kala itu, yang kita lihat tak lagi terjal
Semua terasa begitu lurus
Bagai bantalan rel yang tak berujung
Itu, itu mimpi kita...
Semua terasa berbeda
Ketika dulu kita berjalan sejajar
Terlihat bertemu, namun tak sejatinya
Tidak kini, ketika kita sampai pada persimpangan
Persimpangan yang mengharuskan kita untuk memilih
Memilih jalan yang berbeda
Jiwa kita bergemuruh
Terombang-ambing di atas kerasnya ombak kehidupan
Terbawa arus hingga lelah begitu terasa
Kita bertahan
Walaupun, seringkali kita membentur karang
Yang kita tahu, kita kembali
Kembali pada ruang hampa
Dimana di sana hanya ada kita, dan juga Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar